Review: Jelajah Indonesia 1.0 Donimoto


DISCLAIMER
Tulisan ini merupakan murni ulasan yang bersifat obyektif. Blog ini tidak mendapatkan imbalan dari produsen-produsen terkait mengenai hasil ulasan, dan tulisan ini bukan 'titipan' dari produsen tertentu untuk mengunggulkan produk mereka dan menjatuhkan produsen lain.

Melakukan perjalanan menggunakan kendaraan roda 2 memang mengasyikan. Dengan bentuknya yang relatif ramping, pengendara bisa bermanuver atau melakukan selap-selip diantara antrian kendaraan besar atau masuk gang untuk terlepas dari kemacetan. Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan barang dan perpindahan antar tempat yang cepat, menyebabkan beberapa pengendara memodifikasi kendaraan roda 2 mereka sehingga mampu membawa muatan yang lebih banyak.



(Foto pedagang sayur. Sumber: Google)
(Foto keluarga yang melakukan perjalanan mudik menggunakan kendaraan roda 2. Sumber: Google)
Tapi, berapa besar tingkat keamanannya baik terhadap pengendara, pembonceng maupun terhadap barang-barang itu sendiri?

Beberapa pengendara yang memiliki modal cukup besar menginvestasikan dana mereka untuk membeli peripheral berupa hard case(s), baik side cases maupun top cases. Beberapa menyederhanakan dengan sebutan box.

(Foto motor yang terpasang box samping dan belakang. Sumber: Google)
Box-box ini dapat diperoleh dengan harga mulai ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah, begitu pula dengan bracket, besi-besi penghubung antara motor dengan box. Box yang semula dipasang berdasarkan fungsi, tak bisa dipungkiri kini sudah menjadi tingkat prestis tersendiri bagi sang pemilik motor.

Nah, lalu bagaimana untuk pengendara yang juga ingin membawa muatan barang yang banyak namun tidak memiliki banyak modal untuk membeli bracket dan box? Tentunya jika menilik pada faktor keamanan, kenyamanan dan elegansi, tidak akan menggunakan cara-cara seperti gambar pertama dan kedua.

Salah satu jawabannya ialah menggunakan tas. Beberapa produsen mengembangkan desain tas khusus yang dapat digunakan untuk mengangkut barang bawaan yang berlebih saat berkendara, tanpa meninggalkan aspek keamanan, kenyamanan dan keindahan.

Ada banyak jenis tas khusus motor yang beredar luas dikalangan pengguna kendaraan bermotor. Sebut saja diantaranya tank bag (atau tankbag) yang merupakan tas berukuran kecil hingga sedang yang peletakannya di tangki motor. Umumnya memang digunakan oleh motor berjenis sport, atau motor 'laki' atau beberapa menyebut dengan 'motor batangan'.

Side bag, atau tas samping. Sesuai namanya, tas ini dipasang disamping kanan-kiri motor bagian belakang. Beberapa produsen juga telah mengeluarkan produk bracket khusus untuk menjaga agar bentuk tas tetap lurus, tidak melengkung karena menahan beban. Saddle bag, tas yang dirancang untuk diletakkan di jok belakang motor. Tail bag, tas yang dirancang untuk diletakkan di 'ekor' motor. Tunnel bag, tas yang dirancang untuk diletakkan di bagian celah depan motor. Biasanya tas ini digunakan pada motor bebek, skuter atau skutik. Dan ada beberapa jenis tas lagi yang dirancang khusus untuk kemudahan berkendara.

Nah, sekarang saya akan menuliskan ulasan penggunaan mini tankbag dan tailbag/saddle bag pada motor.

Masalah pada Annette bermula ketika perjalanan pulang dari kegiatan Jamnas 5 Prides di Purwakarta, Jawa Barat. Waktu itu bagian mesin berbunyi sangat keras (baca disini), sehingga mengharuskan tindakan bongkar mesin dan pengerjaan selama kurang lebih satu hingga dua minggu. Maklum, sekarang ini agak susah mendapatkan spare part pulsar, terlebih ketika tidak berada di kota besar.

Singkat cerita, saya yang merupakan karyawan sebuah perusahaan swasta ini, bagaimanapun juga, harus tetap menjalankan kewajiban sebagai karyawan. Karena dalam pekerjaaan dituntut untuk bekerja wara-wiri, maka tidak mungkin jika saya berangkat ke Padangan, Bojonegoro menggunakan moda transportasi masa. Karena selain akan memakan waktu yang lebih lama (baik dari proses menunggu angkutan hingga perjalanan), hal ini saya anggap tidak praktis jika saya harus melakukan survey kedalam perkampungan yang tidak tersentuh trayek angkutan. Beruntung, ada anggota keluarga yang mau meminjamkan kendaraannya kepada saya selama kurun waktu 2 minggu. Satu unit motor Honda astrea Supra-X rakitan tahun 2000.

Not bad, hanya saja perlu beberapa waktu untuk menyesuaikan diri dengan cara berkendara, bobot kendaraan dan kebiasaan-kebiasaan lain sewaktu mengendarai Annette. Masalah transportasi sudah teratasi! Tapi, bagaimana dengan barang-barang bawaan? Ada satu unit laptop 14", setumpuk dokumen penting, beberapa pakaian dan barang-barang kebutuhan pribadi. Masa iya semuanya saya masukan dalam kantong plastik dan diletakkan di depan? Atau saya harus menggunakan kayu atau bambu untuk meletakkan barang-barang itu di bagian belakang motor seperti para pemudik?

Ah..kurang aman dan kurang elegan, menurut saya.

Beruntung, beberapa waktu sebelumnya saya sudah membeli sebuah tas multi fungsi yang diberi nama 'Jelajah Indonesia 1.0 Series' buatan Donimoto. Tas besar yang pada Bulan November lalu ini dibanderol dengan harga Rp 250.000 setelah diskon, dari harga normal sebesar Rp 290.000, belum termasuk ongkos kirim dari Jakarta ke Semarang. Kenapa multifungsi? Karena produk ini diklaim dapat digunakan sebagai tank bag, seat bag dan tail bag. Cukup unik juga model tas yang satu ini, karena tidak latah berbentuk kotak, dengan satu sisi tutup yang dapat dibuka secara penuh.

Dengan volume sekitar 12,5 liter, tas ini dapat memuat semua barang yang akan saya bawa. Sangat besar! Namun, masalah kedua datang ketika saya akan membawanya. Dengan cara apa? Ketika tali pada bagian belakang tas ini saya pasang untuk menjadi sebuah tas punggung, ternyata ukurannya kurang panjang, sehingga punggung akan terbeban ketika tas ini dipakai, karena posisinya menjadi menggantung. Beberapa referensi menyebutkan bahwa untuk memasang sebuah seat bag, maka tali dapat dikaitkan memutar kebawah bodi motor. Namun, tidak berlaku untuk motor bebek yang memiliki jarak roda belakang ke bodi motor yang rendah dibanding motor tipe sport. Satu-satunya jalan ialah memasang tas ini sebagai tunnel bag. Dimensi tas ini ternyata cukup pas ketika terpasang di depan jok.


Begitu pula ketika saya mencoba memasangkan sebagai tunnel bag di skutik.


Sementara kedua paha dapat menjepit tas agar tidak terjatuh, sekaligus menjaga keseimbangan motor bebek yang ringan ketika berkendara.

Aman deh sampai tujuan dengan isi tas yang penuh barang :)

Beberapa hari kemudian, timbul keinginan untuk memasang tas ini sebagai seat bag di motor yang sama. Bedanya, kali ini saya tidak memasukkan terlalu banyak barang. Hanya beberapa dokumen penting untuk kolega dan sebuah jas hujan.

Pemasangannya cukup mudah. Tali tas yang sudah disediakan produsen hanya tinggal dikaitkan melingkari jok motor.



Percoban menggunakan tas tanpa beban tidak terlalu bermasalah. Masalah baru muncul ketika saya hendak mengisi bensin, karena cukup kesulitan juga untuk menahan jok motor dengan beban isi tas. Tips yang dapat saya berikan jika Anda menggunakan tas ini sebagai seat bag pada motor bebek atau skutik, kaitkan tali pada kaitan tas ke-3 dan paling depan (pertama).
Disediakan 4 pasang pengait di kanan-kiri tas. Sebut saja 1,2,3 dan 4 (lihat gambar).


Untuk menjadikan tas punggung, kaitkan tali pada kaitan 1 dan 4. Biasanya pengguna akan mengaitkan tali pada kaitan 2 dan 3 untuk menjadikan tas sebagai seat bag, namun ternyata jarang kait 2 dan 3 yang cukup pendek akan membuat tas tidak stabil ketika jok dibuka pada motor bebek dan skutik. Ketika belum terbiasa, bisa jadi Anda dapat terjatuh, atau pegangan tangan Anda terlepas dari jok karena beban. Contoh pemasangan pada kait 2 dan 3 pada gambar di bawah ini.



Lingkarkan tali dan tarik dengan kencang, kemudian lakukan uji coba buka-tutup jok dengan kondisi tanpa beban terlebih dahulu. Jika jok dalam posisi terangkat dan tas tidak bergeser (turun), maka cukup aman untuk mulai memasukkan barang-barang Anda. Namun jika posisi tas bergeser, kencangkan dulu tali-tali pengaitnya. Anda tidak mau kerepotan ketika nantinya membuka jok meski sekedar mengambil barang yang disimpan dibawah jok, bukan?

Dalam paket pembelian, Donimoto sudah menyertakan 3 pasang tali untuk seat bag atau jika Anda berniat menggunakannya sebagai tank bag pada motor bertangki kondom, dan sepasang tali untuk tas punggung.

Karena waktu itu saya tidak memasukkan banyak barang, maka tidak ada kendala berarti selama perjalanan. Berbeda ketika banyak barang yang ada di dalam seat bag ini.



Ukuran jok Supra-X yang tidak terlalu panjang, lagi sudah dihabiskan oleh ukuran tas yang cukup panjang, bisa sampai 45 cm jika Anda memasukkan banyak barang juga dalam kompartemen kecil, cukup membuat saya tidak nyaman berkendara. Bagaimana tidak? Dengan ukuran badan sebesar ini, tidak cukup menampung bagian -maaf- pantat di atas jok, dan membuat posisi punggung menjadi sangat tegak dan posisi lengan tidak bebas saat berkendara. Beberapa kali saya harus mendorong tas ke belakang menggunakan punggung saat berkendara. 

Tentunya sangat berbeda kasus jika Anda memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil, maka penggunaan sebagai seat bag pada motor bebek akan nyaman-nyaman saja walau menempuh perjalanan jauh.

Bagaimana jika terpasang pada skutik?
Saya menggunakan Honda Vario Techno sebagai model. Beruntung, skutik ini memiliki struktur jok yang lebih lebar dan panjang, yang pastinya akan tetap nyaman ketika berkendara walau menggunakan tas sebesar ini di jok bagian belakang.


Kelemahan lain, yaitu tidak diperhatikannya detil jahitan pada tali tas oleh produsen. Beberapa kali pasang-copot tali dalam kaitan, ternyata membuat jahitan di ujung tali menjadi terlepas.


Sebenarnya dapat diakali dengan cara yang murah meriah, yaitu dengan membakar ujung tali tas ini dengan api kecil. Tali tas ini menggunakan bahan sintetis, sehingga akan meleleh ketika terkena api dan akan mengeras setelah dingin. Tapi, jangan lengah ketika menggunakan api, karena Anda tidak mau membakar seluruh tali tas ini, bukan?

Bag flap atau bagian sayap pada tas ini cukup lebar untuk mencakup tangki motor sebesar pulsar, namun ketika diraba, saya agak ragu dengan kemampuan magnet yang tertanam dibalik jahitannya. Seri 1.0 Jelajah Indonesia ini masih menggunakan magnet tipe kecil, ketika diraba lebih terasa seperti magnet kecil bulat yang digunakan pada hiasan kulkas. 

Cukup meragukan. Bahkan ketika saya menanyakan hal ini kepada sang produsen, alih-alih menjelaskan keamanan produk buatannya, beliau justru menganjurkan membuat pelat besi sebagai tambahan atau 3 buah koin uang logam Rp 1000 jika hendak menggunakan tas ini sebagai tank bag. Wah..wah..

Beruntung, sebagai bentuk tanggung jawab moral dan keamanan produk, beliau mau mengirimkan magnet tambahan yang lebih besar, dan (menurutnya) lebih aman digunakan, tanpa biaya tambahan. Namun, cukup disayangkan konstruksi sayap tas produk ini sudah sepenuhnya dijahit, karena kita harus mau membuka jahitan untuk memasang kembali magnet tambahannya. Itu artinya ada biaya tambahan lagi untuk merekonstruksi tas ke tukang jahit jeans.

Rain cover unik juga disertakan dalam paket penjualan. Rain cover berwarna hitam polos tanpa embel-embel identitas ini berbahan balon dan sebagian plastik transparan di bagian display tas, jadi Anda akan tetap dapat melihat peta, gadget atau GPS selama berkendara dalam guyuran hujan. Saya belum pernah menguji langsung ketangguhan rain cover yang saat pertama kali terpasang mengalami perubahan warna putih memanjang di beberapa tempat, sepeti bahan ini robek. Semoga aja nggak robek beneran.

Produk ini dijual secara online maupun offline. Sudah banyak toko yang tertarik untuk memasarkan produk ini meskipun nama Donimoto termasuk pemain baru dalam dunia motocycle apparels.
Pembelian Jelajah Indonesia 1.0 series buatan Donimoto ini,  Anda akan mendapatkan:
1 unit tas multifungsi Jelajah Indonesia
6 utas (3 pasang) tali pendek dengan kait
2 utas (sepasang) tali untuk tas punggung
1 buah softcase laptop 10"
1 buah rain cover 
3 magnet tambahan (dikirim belakangan)



KESIMPULAN
Dengan harga Rp 290.000 (Rp 250.000 waktu itu) + ongkos kirim, secara garis besar saya cukup puas dengan produk ini. Tas berukuran besar dengan volume bagian utama tas dapat menampung kira-kira 12,5 liter dan tambahan kompartemen di sisi kiri-kanan dan belakang. Magnet yang kecil (walau akhirnya dikirimkan tambahan magnet) cukup membuat was-was ketika akan menggunakan produk ini sebagai tank bag. Agak kesulitan jika hendak membawa tas ini dalam posisi jinjing, karena produsen tidak membuat pegangan di sisi tas, malahan ada tali penghubung antar dua ritsleting atas. Kurang paham deh apa fungsinya. Kurang nyaman jika membawa tas ini dalam posisi sebagai tas punggung, karena bagian busa pada tali ini tidak berada tepat di pundak. Meninggalkan tas ini di tempat umum? That's a BIG NO! Karena struktur tas ini tidak memiliki keamanan, maka jika ingin meninggalkan di tempat umum, lebih baik pasangkan rain cover untuk mencegah tangan jahil menelusup kedalam tas Anda. Ukurannya ternyata pas jika dijadikan sebagai tunnel bag pada motor bebek dan skutik tanpa harus khawatir akan merusak tas.

Walau kini produk ini sudah tidak diproduksi dan digantikan dengan versi 1.1 dengan berbagai penyempurnaan dari versi 1.0 ini, tak ada salahnya membeli tas multifungsi 'Jelajah Indonesia' untuk kenyamanan berkendara Anda.


Salam :)

Komentar