Menjajal track Gunung Ungaran


Sebuah RIDE REPORT

DISCLAIMER
Beberapa foto yang termuat berasal dari kebaikan teman-teman yang mau berbagi foto, selain foto yang diambil oleh nubi sendiri

LOKASI
Desa Promasan, lereng Gunung Ungaran, kab. Semarang, Jawa Tengah 
7°10'26"S 110°20'52"E

Minggu, 4 November 2012
Hari masih pagi, namun nubi dan si item sudah bersiap. Pagi itu kami ada janji dengan beberapa rekan untuk berjalan-jalan menuju desa promasan. Nubi pernah mengunjungi lokasi tersebut sewaktu SMA untuk kegiatan bakti sosial, namun kala itu perjalanan dilakukan dengan cara hikking, dan kali ini nubi menunggang si item menuju ke sana lagi.
Tikum yang sudah disepakati di SPBU Kaligarang pukul 07.15, dan nubi sudah siap di tikum pada waktu yang ditentukan dan tinggal menunggu peserta lain yang akan ikut.


Tidak membutuhkan waktu yang lama ketika bro dika, bro reza dan  bro adit tiba di tikum. Setelah bertegur sapa dan memeriksa kondisi motor masing-masing, kami meninggalkan tikum 1 untuk bertemu dengan calon peserta lain di tikum 2.


bro dika (kiri) dan bro reza (kanan) dan nubi di belakang ada di tikum 1 (dok. bro adit)


rute etape 1 dari tikum 1 - tikum 2 - lokasi


Hari minggu pagi itu cukup lengang, kami melewati situs Sam Poo Kong menuju jalan Simongan. Kali banjir kanal barat ada di sisi kiri sedangkan kawasan pabrik ada di sisi kanan kami.
situs Sam Poo Kong (courtesy: wikipedia)
Jalan di daerah Panjangan mulai menanjak, sampai melintasi Tol Semarang-Krapyak di bawah kami, dan tiba di persimpangan Pasadena. Rombongan terus melaju ke arah Kedung Pane melewati SMA  7 Semarang. Jalan aspal yang semula lumayan halus mulai bertransformasi di lokasi ini. Banyak lubang, kubangan lumpur, jalan separo berbatu, ruas jalan beton yang tidak rata dan berbagai trek yang mulai melatih kesabaran dan kelihaian berkendara.

Rombongan melaju terus melintasi ruas jalan yang hanya selebar kurang lebih 6 meter hingga ruas jalan berangsur menyempit. Yang kami hadapi waktu itu bukan bus atau mobil arogan, tapi truk pengangkut sampah, karena jalur tersebut juga merupakan jalur menuju TPA Jati Barang. Sesampainya di pertigaan Jati Barang, rombongan mengambil rute naik ke selatan dengan jalan aspal namun cukup curam dengan beberapa jebakan tikungan tajam.

Tak berangsur lama, jalan mulai datar, lurus, namun banyak lubang. Nubi yang kala itu ditunjuk sebagai Road Captaint (RC) terlalu sering menurunkan kecepatan untuk menunggu rombongan yang kerap kali kewalahan menghadapi beberapa jebakan lubang di jalan.
Sesampainya di sebuah persimpangan, rombongan belok kanan masuk jalan SKSD (Sok Kenal Sok Dekat?) untuk kemudian menembus Jalan Raya Semarang-Boja dimana terdapat mega komplek perumahan Bukit Semarang Baru (BSB).

Tanpa banyak menunggu, nubi memimpin rombongan menuju tikum 2 di lapangan mijen yang letaknya tak jauh dari BSB, namun tidak ada tanda-tanda rombongan kedua di sana, maka nubi terus melaju ke arah Mijen hingga pasar buah. Sesampainya di depan sebuah sekolah dasar, rombongan sejenak berhenti untuk sekedar buang air kecil, memeriksa keadaan dan menghubungi rombongan ke-2 untuk memberitahukan pergantian tikum.

Jarak yang tidak terlalu jauh membuat rombongan utama tidak terlalu lama menunggu kedatangan rombongan ke-2 yang ternyata hanya berjumlah 2 pengendara, yaitu bro zoel dan bro rifki. Setelah membicarakan rute perjalanan, maka rombongan besar berangkat menuju lokasi akhir dengan bro reza sebagai RC.


pergantian tikum 2, bro zoel dan bro reza (kanan) sudah hadir (dok. bro adit)

Suasana di Mijen masih cukup asri dengan suasana yang sejuk. Rombongan melaju santai sambil menikmati pemandangan sawah di kiri dan kanan jalan dan gunung ungaran yang berada tepat di depan kami. Ketika tiba di persimpangan terminal mijen, rombongan belok kiri menuju arah gonoharjo dan trek kembali menanjak.

lapisan aspal yang masih sangat baru sama sekali tidak memberikan kendala berarti kepada rombongan, hingga kami tiba pada ruas jalan yang masih berupa hamparan pasir. Kami kira jalan yang belum selesai proses pengaspalannya itu hanya beberapa ratus meter untuk kemudian jalan kembali menjadi aspal rusak, namun ternyata di ujung ruas jalan berpasir tadi berubah menjadi jalan berbatu.

Dengan super hati-hati rombongan melintasi ruas jalan itu. Dalam perjalanan menanjak itu, kami berbarengan dengan sebuah mobil ambulans land rover yang juga akan naik menuju desa promasan. Hingga tiba di sebuah desa dimana RC salah mengambil jalur yang terus menanjak, namun kemudian putus dan berganti dengan jalan setapak berbatu dengan tanjakan sangat curam. Beberapa warga kemudian menghampiri kami dan menjelaskan bahwa jalur tersebut hanya biasa dilalui oleh motor-motor trial.
Setelah mendapat arahan jalur dari warga, rombongan putar arah dan melewati jalur tersebut.
end of road haha (dok. bro adit)

Kembali lagi kami merasakan jalan bebatu, naik-turun dan akhirnya sampai juga di pos Medini.

pos medini


papan nama medini


papan jalan di depan pos medini

Biaya lewat cuma Rp 2500 per kepala, sedangkan kendaraan tidak dikenakan biaya.
Sebelum lewat, nubi meninggalkan jejak dulu deh..hehe..

stiker panti galau nempel di pos medini :)

Lanjut lagi menuju puncak, dimana rombongan sudah mulai disambut dengan trek bebatuan terjal. Musti rajin-rajin main persneling, gas dan rem nih..

salah satu penampakan trek mendaki

Belum sampai setengah perjalanan, ketika kami memutuskan berhenti sejenak di sebuah spot dengan pemandangan menakjubkan untuk mengambil beberapa foto.

yang di depan si item itu bro adit



mejeng dulu di samping jurang



jalan setapak meuju perkebunan teh



persiapan mau berangkat lagi, tapi...

Ketika seudah dirasa puas, rombongan berniat melanjutkan perjalanan, tapi ternyata motor bro rifky trobel! one way starternya gak berfungsi ketika mesin panas..wah..terpaksa kami harus kembali mengulur sedikit waktu di situ menunggu mesin agak dingin dengan makan beberapa cemilan :)

nyemil dulu lah



Beberapa saat kemudian setelah dicoba dan motor bro rifky bisa distarter lagi...akhirnya kembali melahap trek terjal menuju puncak..









Entah berapa lama kami berkendara, namun sekitar pukul 10.00 kami sudah tiba di desa promasan. Desa ini merupakan desa terakhir di lereng gunung ungaran, yang juga merupakan pos bagi para pendaki dan wisatawan di sana.






Melewati trek yang menegangkan ternyata cukup membuat perut kami lapar. Dan walaupun hanya terdapat mie instan seadanya di warung desa, kami cukup menikmatinya.
Selesai makan (dan tentunya bayar makanan dan minuman yang kami santap) saatnya sedikit melakukan penjelajahan. Kebetulan di desa tersebut terdapat goa peninggalan pendudukan jepang untuk bunker. Tidak ada salahnya rombongan menjelajah gua dulu.

dari depan mulut gua










Cukup merinding juga menyusuri gua, karena udara di dalamnya makin tipis dan lembab yang membuat nubi merasa tidak nyaman. Selepas keluar gua, ternyata tidak ada akses turun seperti akses masuk gua yang dapat dilalui motor. Terpaksa rombongan menyusuri kebun teh untuk mencari jalan turun.





Sesudah sampai di tempat parkir motor dan hendak melanjutkan perjalanan ke puncak untuk mengambil foto dengan latar belakang gunung ungaran, ternyata kunci si item ilang! Waa...betapa paniknya nubi kala itu! Rombongan dengan sangat terpaksa kembali menyusuri kebun teh, namun tak berlangsung lama Puji Tuhan nubi dapat menemukan kunci si item.





Saatnya menuju puncak kebun teh untuk berfoto ria :))











Sudah puas mengambil beberapa gambar, rombongan memutuskan untuk pulang dengan rute yang sama dilalui ketika naik. Sebuah tantangan tersendiri mengendarai motor di jalan berbatu menurun yang cukup curam, yang merupakan kebalikan dari trek keberangkatan dimana nubi kepayahan mengendalikan si item di jalan menanjak yang curam.

















Sesampainya di tempat perkemahan, beberapa rekan hendak melakukan ibadah di masjid lokal, nubi beristirahat di warung sambil sesekali melakukan keisengan :p






Sesudah semuanya siap untuk pulang, saatnya kembali memacu kendaraan. Tidak ada kendala berarti selama perjalanan pulang. Rombongan berhenti di persimpangan terminal Mijen untuk re-routing karena beberapa rekan mengambil jalur berbeda menuju kediaman masing-masing. Nubi, bro adit, bro reza dan bro rifky mengambil rute jalan gunungpati - ungaran untuk kemudian menuju arah UNNES, sedangkan bro zoel dan bro dika mengambil jalur semarang-mijen untuk menuju daerah semarang barat.






Perjalanan pulang melewati rute ini dipimpin oleh bro adit sebagai RC. Tidak ada kendala berarti selama perjalanan kecuali saat nubi berbelok menuju pom bensin, namun RC tidak menghiraukan isyarat nubi. Perjalanan dilanjutkan menuju jalur sempit mengarah ke sekaran dan kampus UNNES gunungpati. Kembali tidak ada kendala berarti saat melewati daerah ini, karena dulu nubi kuliah di UNNES, maka sudah sangat hapal dengan jalur tersebut. Rombongan berhenti untuk kemudian re-route lagi di persimpangan jalan dewi sartika karena bro adit memilih lewat sampangan, dan seterusnya menuju kediamannya di demak, sedangkan sisanya akan lewat pawiyatan luhur, kampus UNIKA Soegijapranata dan berpisah di jalan karangrejo raya, dimana nubi tinggal.

Cukup menyenangkan perjalanan pendakian kali ini, sekaligus membuktikan ketangguhan pulsar mesin standar dalam melahap trek kejam ini. Walaupun total perjalanan hanya sekitar 70 km, namun dirasa cukup menantang dan memacu adrenalin.

sekian :)

Komentar

Unknown mengatakan…
jebul neng POM toh. .
-.-"