Soto: Pati Style!

Pati, Bumi Mina Tani. Sebuah slogan dari Kabupaten ini, dimana para pendirinya berharap seluruh daerah ini subur dan menghasilkan panen dari pertanian dan hasil perikanan yang melimpah. Tak hanya itu, daerah ini juga menyimpan potensi alam yang luar biasa indah sebagai obyek wisata (baca cerita perjalanan menjelajah Pati demi mencari kacang terlezat di sini).

Bagaimana dengan kulinernya?

Ada beberapa jenis menu khas Pati yang dapat memanjakan lidah. Sebut saja Nasi Gandul yang terkenal itu, atau beberapa panganan olahan kacang karena terdapat dua pabrik besar produsen pengolah kacang disana.

Namun, belum banyak yang tahu, jika Pati juga memiliki sebuah kuliner soto khas, yaitu soto kemiri.

Dilaporkan langsung dari sebuah warung soto kemiri langganan di Jl. Kamandowo, Pati, kira-kira lokasinya di -6.75363,111.036696

Halah! Apaan sih?




Memesan seporsi soto, dan Anda akan dihadapkan pada sebuah mangkok kecil nasi, tauge yang sudah direndam dalam air panas, beberapa suwiran daging ayam dan kuah kaldu pekat, tentunya taburan bawang goreng dan potongan kecil daun bawang sebagai penyedap rasa.

Seperti namanya, kuah kaldu soto ini menggunakan campuran kemiri untuk menambah lemak, selain santan encer dan tentunya selain kaldu hasil dari daging ayam itu sendiri.

Namun, selain diambil dari kemiri sebagai tambahan bumbu penyedap kuah, soto ini ternyata berasal dari desa bernama sama. Desa Kemiri merupakan sebuah desa yang terletak di sebelah Timur Laut Kota Pati.

"Sekarang sudah nggak ada lagi penjual soto asli di Desa Kemiri." Kata sang penjual sembari menuangkan kuah soto ke dalam mangkok yang sudah berisi campuran nasi.
Bukannya memberikan mangkok itu kepada saya, ia menuangkan kembali kuah ke dalam kuali, mengambil kuah dari kuali dan menuangkan kembali ke mangkok.

Ternyata itu merupakan cara penyajian khas soto kemiri, walaupun beberapa penjual sudah tidak menggunakan metode itu lagi.
"Beberapa pelanggan merasa jijik ketika harus menyantap soto dengan kuah yang diisi dan dituang berulang-ulang." Tambahnya sambil memberikan mangkok soto kepada saya.

Ukuran mangkok soto kemiri ini mengingatkanku dengan porsi soto semarangan. Sama-sama kecil.

Nah, satu lagi keunikan penyajian soto kemiri ini. Jika umumnya warung soto dari daerah lain menyediakan lauk pelengkap berupa tempe goreng, sate telur puyuh, sate jerohan, atau perkedel, maka Anda tidak akan menemukannya dalam warung-warung soto kemiri.

Yang akan Anda lihat adalah lauk-lauk ini:


Yap! Sangat 'menyeramkan'! Dan saya akan coba satu untuk teman makan seporsi soto saya.



Daging ayam yang digunakan merupakan daging ayam dere atau ayam dara, sejenis ayam berukuran kecil.

Puas menyantap seporsi soto kemiri, jangan terburu-buru untuk memesan porsi kedua, karena lidah Anda belum tentu dapat merasakan kenikmatan yang sama.

Mungkin Anda akan sedikit kesulitan menemukan warung soto kemiri, karena memang kuliner ini belum sepopuler nasi gandul. Seporsi soto kemiri, segelas teh hangat dan satu jenis lauk dibanderol dengan harga Rp 10.000.

Penasaran merasakan gurihnya soto kemiri? Silakan kunjungi dan eksplorasi Kota Pati.


Bon Appétit :) (Perancis: Selamat Makan)

Komentar