Dikasihilah Hati Kudus Yesus di Seluruh Dunia



DISCLAIMER
Cerita ini berisi perjalanan menuju tempat-tempat ziarah umat Katolik. 


LOKASI

Taman Rohani Anggrung Gondok, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah

7.34849 S, 110.01293 E
7º 20' 54.56" S, 110º 0' 46.55" E

THE STORIES


Salam, Maria!
Memasuki Bulan Maria di tahun 2018 ini, vinceney.net mencoba memberikan ulasan mengenai beberapa tempat ziarah untuk umat Katolik. Karena berbagai keterbatasan, maka vinceney hanya bisa memberikan ulasan di wilayah Provinsi Jawa Tengah saja.

Berada di Dusun Anggrung Gondok, Desa Reco, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Taman Rohani yang berada di tengah dusun itu sengaja diberi nama sama dengan nama dusun ini. 


Beruntung, vinceney bertemu dan diterima langsung oleh Pak Petrus, salah satu warga yang ikut mengelola taman rohani ini, sehingga bisa mengorek informasi dengan lebih terperinci dan mendalam.

"Saya cuma karyawan" kata beliau merendah.

Bermula dari tahun 2008 silam, ketika hasil panen warga mengalami penurunan. Umat dusun bersama Romo Stefanus Sumpono, MSC berinisiatif membuat tempat rohani sebagai sarana umat berkumpul dan berdoa, memohon kepada Bapa agar hasil pertanian bisa kembali baik. 

Gagasan yang kemudian disampaikan kepada pihak Keuskupan Purwokerto ini rupanya diterima baik, maka dimulailah pembangunan tempat rohani yang bertajuk Taman Rohani yang dalam pengelolaannya masih menjadi tanggung jawab para pastor dari ordo MSC (Misionaris Hati Kudus Yesus) yang bermisi di wilayah itu.

Pembangunan taman rohani hingga jadi seperti ini tidak berlangsung dalam semalam.

"Harus menunggu beberapa pihak sampai terketuk hatinya untuk memberikan bantuan" lanjut beliau sambil tertawa berkelakar dan sesekali menghisap sebatang rokok kretek dari tangannya.

Banyak mukjizat yang sudah terjadi melalui perantaraan air dan doa-doa yang didaraskan di taman rohani ini. Air yang disalurkan bersumber dari Sendang Kencono Sido Mari, yang berada beberapa meter di atas dusun. Sendang (mata air) ini merupakan sumber air untuk desa. Menurut sejarah, mata air ini tidak pernah kering meskipun dalam musim kemarau, dan dipercaya sebagai sumber kesembuhan, sesuai namanya, kalau diterjemahkan secara kasar menjadi "sumber mata air emas jadi sembuh". Dan lagi, air yang mengalir ke taman rohani ini sudah disucikan, harapannya akan jadi perantara doa dan kesembuhan bagi peziarah yang menggunakannya.

Dusun Anggrung Gondok ini -menurut cerita Pak Petrus- sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Anggrung sendiri merupakan nama sebuah varietas tanaman. Di dekat Sendang Kencono Sido Mari itu tumbuh sebuah pohon Anggrung besar yang batangnya bergelembung-gelembung menyerupai sakit gondok. 

Ketika vinceney bertanya tentang sikap warga dusun non-Katolik tentang keberadaan taman rohani itu, beliau dengan santai menjawab, "pada awalnya memang ada yang tidak setuju, tapi hanya beberapa orang saja, setelah desa ini dikenal dan maju karena adanya taman rohani, toh sampai sekarang tidak pernah ada masalah." 

Desa yang berada di Jalan Kertek-Parakan Km 7 dan berada di kaki Gunung Sindoro ini warganya masih memegang erat budaya jawa. Kata beliau, Kejawen dan kerukunan warga di desa itu masih kuat.

Pembangunan taman rohani ini dilakukan secara bertahap dan selesai pada pembangunannya pada tahun 2011. Karena adanya taman rohani ini juga kini desa ini sudah dikembangkan menjadi desa wisata.





Sudah mengenai sejarah (yang tidak singkat) tentang Taman Rohani Anggrung Gondok ini. Kini saatnya kita mengeksplorasi tempat ziarah ini.

Yuuk...

Kalau mau ngopi dulu boleh deh...

Masuk melalui gapura dusun, peziarah disambut dengan jalan berbatu. Walaupun sudah disusun rapi, tapi tetap aja bikin nyeri punggung -_-;




Kalau bingung tentang lokasi Taro Anggro, bisa tanya warga sekitar karena di pertigaan desa, ada sebuah rambu yang tulisannya sudah memudar. Kalau cuaca cerah, jika memandang ke depan rambu itu bisa melihat gagahnya Gunung Sindoro. Dari rambu itu sebenernya tinggal belok kiri dan peziarah sudah masuk ke lokasi taman rohani.



Melewati gapura batu tinggi dan sebuah griya MSC.



Daaan...sampailah di depan komplek taman rohani ini.




Dari depan, peziarah disambut dengan sebuah bangunan (yang saat masih dalam proses pembangunan). Kios rohani dengan tulisan besar "DIBERKATI" menyambut para peziarah yang baru datang. Tangga dari depan kios berada ke atas menuju sekretariat (dan yang waktu itu juga tutup), dan tangga ke atas lagi menuju "Pondok Ngaso".






Dari pondok itu peziarah bisa langsung ke kapel, atau dari tempat parkir peziarah bisa berjalan ke atas.



Di sebelah kiri peziarah disambut oleh gerbang masuk ke dalam komplek taman rohani. Di atas gerbang dipasang tulisan "Dikasihilah Hati Kudus Yesus di Seluruh Dunia" selain gambar hati, huruf M, S dan C.



Melewati gerbang bercat hitam, para peziarah diajak masuk menuju Taman Santa Petronela. Santa Petronela, menurut sejarah merupakan anak dari Santo Petrus. Dari gerbang ini, peziarah diajak mengikuti jalan salib, hingga berakhir di depan altar dengan korpus dan Bunda Maria berwarna kuning emas. Di samping altar terdapat gentong berisi air dari sendang yang sudah diceritakan sebelumnya, Di samping kanan juga terdapat beberapa keran dari sumber air yang sama.









Jalan setapak dari sebelah altar dari paving block berwarna merah mengantar peziarah menyusuri taman-taman menuju gua adorasi.








Gua Adorasi ini merupakan gua buatan. Di atas gua terdapat patung besar Yesus yang sedang berlutut untuk berdoa. Di dalam gua ini gelap, dingin dan tidak terlalu luas. Sakramen Maha Kudus ditahtakan di ujung gua. Jika Anda seorang Claustrophobia, lebih baik tidak masuk ke dalam gua ini.




Keluar dari Gua Adorasi, peziarah diantar menuju Taman Hati Kudus. Sebuah taman kecil dengan patung Yesus besar dengan sebuah panggung kecil berbentuk jantung (atau hati?) untuk tempat meletakkan lilin. Pelatarannya juga tidak terlalu luas. Di belakang patung banyak tumbuh pohon tinggi, sehingga Gunung Sindoro tidak terlihat.






Turun dari Taman Hati Kudus, peziarah diajak lagi turun menyusuri jalan paving merah menuju Gua Maria, tempat ziarah paling akhir yang dibangun di taman rohani ini di tahun 2011. 














Selesai dari Gua Maria, ada meja besi kecil tempat swalayan untuk pembelian jeriken air dan lilin.



Dan, kemudian peziarah diantarkan menuju pintu keluar dengan gerbang dengan ornamen yang semula vinceney anggap sebagai logo Avengers #eh








Semoga ulasan sederhana yang singkat tentang Taman Rohani Anggrung Gondok ini dapat menjadi salah satu bahan referensi bagi para pembaca untuk mengunjungi tempat ziarah dalam Bulan Maria dan menghayati belas kasih Bunda Tuhan ini.

Selamat berziarah sambil menikmati indahnya pemandangan Gunung Sumbing dan Sindoro.

Salam, doa dan Berkah Dalem


+vinceney+

Komentar