long trip on a long weekend (part 4)

sebuah RIDE REPORT

DISCLAIMER
RR ini tidak banyak memuat foto, karena nubi tidak membawa peralatan fotografi, namun hanya menggunakan kamera bawaan ponsel yang batrenya diawet-awetin selama dalam perjalanan TT.TT

Minggu, 18 November 2012
Hari perpisahan jamnas 4 prides…rasanya baru kemarin kami saling bertemu setelah sekian lama..

eh...emang baru kemaren ding...hehe..

pagi hari semua sudah disibukkan dengan kegiatan berkemas, cek kondisi motor masing-masing, foto-foto dan saling bertukar cindera mata.
Tapi ada juga beberapa yang masih menikmati dinginnya pagi itu.









Lumayan lah, ada beberapa stiker panti galau yang terbagikan kepada saudara-saudaraku…

Foto-foto lagi lah biar afdol :D




Setelah semuanya siap, chapsa meninggalkan villa pukul 08.30 tapi sarapan dulu deh ke rawon baplang sesuai saran om jess..nubi gak ambil foto di sini..bisa di-compile deh sama foto teman-teman chapsa dan purwakarta :grin:

Niat nubi untuk mendaki gunung bromo terpaksa pupus karena hari sudah cukup siang dan anggota rombongan harus kembali beraktivitas esok harinya.



Hampir pukul 10.00 ketika rombongan chapsa meninggalkan warung rawon, yang depannya sudah nubi tempelkan stiker panti galau..hihi..langsung menuju ngawi nih!
Routing-nya rombongan akan jalan bareng sampai sragen, lalu pakechap menuju solo-jogja dan rombongan sisanya belok ke sragen arah gemolong, potong kompas langsung ke salatiga



Rombongan pulang ketambahan groiz dengan ninin merah dan tegar sama matic-nya. Sampai ke trowulan macet parah… ternyata ada upacara adat hindu di beberapa pura di sana dan ada karnaval daerah… rombongan jadi agak susah cari jalan nih… puter sana, puter sini, dengan sedikit ngeyel akhirnya keluar juga ke jalur utama mojokerto – jombang. Dan di tengah jalan ketemu 2 serigala yang sedang kebingungan cari jalan ke jogja… diajak bareng sekalian deh :)

Sudah agak panas waktu itu, dan pakechap yang jadi RC minta istirahat di minimarket terdekat…  nubi berinisiatif cari rest area yang dimaksud duluan, tapi kok gak nemu juga ya…akhirnya sudah masuk ke kota jombang rombongan nemu sebuah mini market… jadilah istirahat sebentar di situ, sekalian beli minuman dingin.

Sedang asik-asiknya bercanda menghilangkan rasa panas, lewat si olis sama om alsa. Ngobrol sebentar dan ternyata suhu nasbek mau diajak barengan, karena dia mau stay di solo dulu dan om alsa mau balik jepara via jalur solo – purwodadi - demak. Baiklah…saatnya persiapan kembali, tapiii…eng-ing-eng… blackberry groiz ilang! Balik lagi ke minimarket gak ada, padahal tadi pas sarapan masih ada…nubi coba telpon ke nomer Groiz, gak dijawab, kirim BBM cuma D…kembali muncul banyak spekulasi, kalau BB Groiz ada di tangan orang lain, bukan jatuh di jalan. Beberapa menghubungi teman yang sudah dalam perjalanan masing-masing. Nubi coba sms blast ke beberapa nomor…agak lama juga rombongan bantuin Groiz cari BBnya, sampai dilewati kloter CJ dan Chabog…akhirnya Groiz memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan sembari menanti kabar.

Jombang – ngawi cukup menegangkan karena lajur cukup lengang, maka butuh konsentrsi lebih lagi. Beberapa kali rombongan berpapasan dengan group ride moge (kali ini moge beneran TT.TT) beberapa group ride alay, yaitu group riding yang masih pakai sirine, strobo dan menghalau pengguna jalan lain menggunakan light stick -___-;

Untuk mempercepat perjalanan, rombongan kembali potong kompas di saradan dan ketika tepat tiba di pasar karangjati hujan kembali turun. Rombongan parkir motor di emperan ruko pasar, dan ketika rain gear dikeluarkan, olis mau makan dulu…wah, kebetulan rombongan juga sudah lapar, maka warung pecel lah yang kami pilih.

Nasi pecel, nasi soto, nasi rawon sampai mie baso jadi pilihan kami..semua makan, semua menikmati. Dan harga di sana cukup manusiawi dibanding di ngawi kota kemarin hehe..

Setelah makan kira-kiran jam 15.00 rombongan melengkapi diri dengan rain gear dan mulai melanjutkan perjalanan dari karangjati… tanpa sadar, di sinilah segalanya akan berubah!

Hujan mulai turun, tambah deras dan makin deras…rombongan yang semula melaju santai, kini semakin berhati-hati. Jalanan sudah mulai gelap, tidak hanya karena memang sudah petang, tapi juga karena cukup lebatnya hujan yang menutupi jarak pandang.

Safety first! Rombongan kami yang bertambah banyak, melaju tak terlalu kencang, dan makin berhati-hati terutama saat menyalip. Caruban kami lewati..aman! kini saatnya masuk kota ngawi, yang memang tidak terkendala apapun. Jalur mantingan – sragen benar-benar menguras energi karena hujan tak kunjung reda dan lajur jalan yang hanya selebar 14 m dengan tingkah laku pengemudi mobil dan bus yang seakan tidak peduli dengan pengguna jalan lain.

Mas kris kembali jadi RC, di belakangnya ada pak eko salatiga, olis, alsa, nubi dan sisanya di belakang. 4 pengendara di depan waktu itu dapat menyalip bus dan melaju terus… nubi terjebak di belakang dan tidak bisa melihat berapa banyak rombongan di belakang. Ketika nubi berhasil mendekati om alsa, ternyata RC dan olis makin melaju ke depan… berinisiatif, nubi berusaha mengejar 2 pengendara di depan, bermaksud memperlambat laju karena rombongan di belakang tertinggal jauh.

Hujan makin lebat, jarak pandang makin pendek, sebuah luxeon warm white sama sekali tidak membantu. Nubi terus melaju dan melaju mencari keberadaan 2 pengendara di depan. Kabupaten ngawi sudah terlewati dan masuk ke kabupaten sragen, namun belum juga ketemu. Masuk ke kota sragen, nubi memutuskan untuk menepi dan berhenti di tempat aman. Ada beberapa ruko selepas alun-alun sragen yang memiliki emperan cukup lebar dan cukup untuk parkir si item. Nubi menepi, mengehntikan kendaraan dan turun memeriksa keadaan tunggangan. Karena semua hp sudah kehabisan daya, nekat aja pakai charger di motor daripada kehilangan kontak dengan rombongan.

Menunggu cukup lama dan melihat latitude posisi boncenger bayu vani masih di ngawi.. “ah..pasti hpnya juga mati waktu di ngawi jadi posisi terakhir terlacak di sana.” Pikir nubi. Cukup lama juga nubi menunggu di emperan toko, alih-alih mereda, hujan tambah deras. Ketika adzan maghrib berkumandang, nubi memutuskan melanjutkan perjalanan dengan tracking direction dari latitude, menuju gemolong. Beberapa kali nubi berhenti untuk meyakinkan posisi salah satunya dengan bertanya kepada penduduk sekitar. Tanpa berpikir panjang, nubi memutuskan tetap lewat jalur alternatif sesuai arahan penduduk.

Suasana makin gelap ketika nubi memasuki jalur alternatif sragen – gemolong. Hanya mengandalkan rambu-rambu dan penunjuk arah saja, nubi nekat melaju. Tanpa sadar, dari tadi ternyata nubi diikuti oleh pengendara yamaha v-ixion yang lampu khasnya terlihat dari spion. Untuk memastikan orang jahat atau tidak, nubi coba ngebut! Jalanan gelap, tidak tahu arah, banyak jalan dengan lubang menganga dan hujan lebat, ternyata sang v-ixion masih mengikuti di belakang. Nubi mencoba memperlambat laju kendaraan dengan maksud supaya si penguntit ini menyalip, ternyata dia juga ikut melambat…

“Ah..sudahlah..” pikir nubi, kalau toh dia orang jahat, pasti sudah menghadang di tengah jalan nanti. Nubi tetap melaju dengan penuh konsntrasi karena jalanan cukup curam baik tanjakan, turunan dan tikungan yang terkadang tidak dapat terprediksi karena terlalu gelap medan. Bantuan penerangan hanya pada beberapa lokasi yang terdapat rumah penduduk yang memasang lampu di depan rumah mereka.

Tiba di kecamatan gemolong, tempat yang juga ada museum manusia purba sangiran, mulai terlihat ramainya kegiatan warga..ah..ternyata kecamatan ini cukup ramai, jadi cukup aman bagi nubi. Tak disangka ternyata sistem drainase daerah ini cukup buruk, sehingga terdapat banyak genangan air yang cukup tinggi, sampai menyebabkan klakson si item kemasukan air dan sembleb TT.TT

Terus melaju tanpa ada patok kilometer dan penunjuk arah, bahkan dalam kondisi seperti itu, nubi tidak dapat melihat jam tangan. Sampai pada suatu tempat, terdapat patok kilometer yang tertulis kota salatiga hanya berjarak 12 km lagi. Puji Tuhan sudah dekat, tapi hujan belum juga reda dan si penguntit masih setia di belakang si item. Traffic light pertigaan terminal salatiga sudah terlihat, nubi belok kiri menuju ring road salatiga dengan salam klakson dari v-ixion tadi.
“oalah..ternyata dari tadi aku dijadiin RC to…kurang ajar juga tuh orang..haha..” pikir nubi sambil sedikit tertawa.

Masuk ke ringroad salatiga kira-kira pukul 19.20 dan setelah 4 jam kehujanan, kepala nubi terasa sangat pusing dan berat dan badan ini merasa kedinginan. Ternyata rain coat mahal yang nubi beli sama sekali tidak berdampak positif, karena semakin lama terkena air hujan, justru tembus air.  Semarang masih berjarak kurang lebih 55 km, jarak yang cukup tanggung untuk berhenti, maka nubi memutuskan tetap gas pol ke semarang.
Bawen tidak terkendala apapun, sampai masuk ke gedang anak ungaran, nubi memutuskan berhenti di pom terdekat untuk sejenak melepas helm, ganti sarung tangan dan melakukan sedikit peregangan. Dan 15 km terakhir ini terasa cukup melelahkan, karena merupakan residual dari rasa lelah selama 300 km sebelumnya.

I had to face it!

Nubi tidak boleh menyerah! Maka 15 km terakhir dijalani walau dengan sangat pelan. “yang penting sampai rumah dulu deh” pikir nubi menenangkan diri sendiri. Karena perut kosong karena kedinginan, nyate kambing dulu biar badan jadi agak hangat. Setelah makan, lanjut kembali ke rumah pukul 20.50an.

Thank God!

Dan pagi setelahnya nubi mencoba menghubungi beberapa teman via BBM dan baca status fb mas kris dan om alsa, ternyata kemarin sore di Mantingan nubi yang terus melaju tanpa melihat kalau ternyata 2 pengendara di depan berhenti menunggu dan menolong rombongan lain yang ternyata mengalami masalah di belakang.




waaaaa....maafkan saya teman-teman :cry:

Total perjalanan 915an km selama akhir pekan ini sudah terlampaui.

Memang tidak sepanjang banyak rekan dari barat, apalagi yang masih mau bertualang sampai menyeberang ke madura, bali, lombok untuk memuaskan hasrat petualangannya, namun bagi nubi perjalanan ini cukup menyenangkan karena bisa bertemu dengan banyak pribadi baru, dengan banyak kawan lama.

Walau tidak bisa ke puncak sikunir melihat golden sunrise dan batal mendaki ke bromo yang eksotis, namun nubi tidak akan pernah menyesali keputusan itu. Hal tersebut justru dapat menjadikan motivasi dan pacuan semangat bahwa di masa yang akan datang, nubi akan datang lagi, untuk mendapatkan pengalaman itu

I love it!




Tamat sampai di sini ya

Komentar