Kok kayak
judul lagu ato judul album musik barat ya? Hihi..
Maksudnya
aku mau beberes rumah. Bersih-bersih dan merapikan semua hal, tapi dimulai dari
benda yang hampir tiap hari dipakai tapi pasti nggak pernah beres nyimpennya, apalagi kalau bukan sepatu
& helm. Karena aku hidup masih ikut sama orang tua, jadi nggak bisa seenaknya naruh barang-barang
itu kan. Dulu sih helm selalu aku
taruh di atas lemari pakaian di kamar. Tapi, karena sering dipakai, jadi ribet kalau harus keluar-masuk kamar cuma buat ambil helm. Jadi, setelah
masuk garasi, helm hanya kuletakkan sembarangan di meja kecil dekat garasi, meja mesin
jahit, atau bahkan terkadang di atas rak sepatu yang sudah butut. Kalau cuma dua buah helm kepunyaanku sih bukan hal besar. Yang jadi masalah,
masing-masing orang dewasa yang tinggal di rumah menggunakan kendaraan roda dua
untuk mobilisasi harian. Jadi, ada enam sepeda motor di garasi, dengan sekitar
sembilan buah helm. Kata tetanggaku, garasi rumah kami sudah mirip kayak showroom motor, karena saking banyak motor disana.
Kalau
sepatu memang seharusnya nggak boleh
masuk kamar. Selain kotor, pastinya juga bakalan
menebarkan aroma kurang sedap di kamar, belum lagi kuman-kuman yang bisa saja
terbawa selama perjalanan. Tapi bisa saja kasus ini berbeda kalau hidup di
kosan. Sepatuku sih nggak banyak, cuma dua pasang sepatu
santai dan dua pasang lagi sepatu boot. Tapi, koleksi sepatu flat ibu, kakak
dan adikku, belum sepatu-sepatu kecil punya keponakanku yang sering tersebar di
lantai, terkadang menjadi sebuah pemandangan kurang sedap.
Pertama
kali hal yang terpikirkan ialah membeli sebuah rak sepatu untuk meletakkan
sepatu-sepatu itu, dan satu atau dua rak panjang untuk helm. Tapi, setelah googling dan mencari beberapa informasi
produk, ternyata harga furnitur-furnitur itu cukup bisa untuk menguras kantong.
Wah..bisa-bisa niatan buat merapikan isi rumah kandas gara-gara masalah dana.
Sebuah alternatif lain yang sempat terlintas ialah datang ke bengkel las dan
membuat rak helm dari bahan besi, tapi setelah melalui berbagai pertimbangan,
kelihatannya malah kurang efektif. Lagipula berat.
Teringat
kira-kira setahun lalu aku pernah melihat sebuah iklan produk rak gantung
serbaguna di internet. Setelah kembali mencari lewat mesin pencari, ketemulah
dengan info produk yang kumaksud. Ternyata ada berbagai macam jenis dari
bebrapa produsen. Tentunya aku memilih toko yang berada di sekitaran Kota
Semarang. Sokur-sokur ada di dalam
kota. Lumayan bisa menhemat ongkos kirim. Beberapa laman jualan kukunjungi.
Nomor-nomor telpon dan pin BBM yang tertera langsung kuhubungi. Beberapa
diantaranya sudah tidak aktif, beberapa lain ternyata toko fiktif, masih
mending kalau reseller.
Akhirnya, dapat
juga barang yang kumaksud setelah bertransaksi dengan sebuah akun on-line shop yang menyebutkan lokasinya
sama-sama di Kota Semarang dengan cara cash
on delivery (CoD). Kebetulan aku melakukan transaksi dengan produk yang merupakan hasil home industry yang letak workshop-nya berada di sekitar Kota Semarang. Walau secara teknis tempat usaha mereka sudah tidak masuk dalam Kota Semarang, namun aku tidak mendapat beban ongkos tambahan untuk CoD di kota.
Membeli
tiga buah rak helm dan sebuah rak sepatu, yang kalau dirata-rata harganya tak
sampai Rp 60.000/ unit. Cukup murah dan hemat tempat, menurutku. Bahannya juga terbuat dari nylon dan mika tebal yang eksklusif. Pada awalnya aku mengira bakal ribet karena harus merakit, tapi setelah kubuka dari plastik kemasannya, tinggal ditarik, dan hop! Rak serbaguna sudah siap digunakan. Sudah disiapkan juga dua buah lubang untuk menggantungkan pada paku di dinding.
Rak helm ini terdiri dari tiga ruang untuk helm ukuran dewasa. Untung saja semua helmku dapat muat, dari tipe half-face tanpa topi, half-face dengan topi, hingga full-face modular. Tentunya masih muat untuk helm tipe cross. Dan satu lagi ruangan di bagian paling atas yang pas sekali untuk 'parkir' helm si kecil. Sedangkan rak sepatunya terdiri dari sepuluh rak yang tiap raknya cukup untuk dijejali sepasang flat shoes wanita dewasa. Sedangkan untuk sepatu formal atau sepatu santai hanya muat satu sepatu per rak. Tak masalah buatku, yang penting sepatu ibu, saudari-saudariku, dan sepatu si kecil bisa masuk ke dalam rak, ketimbang masih tersebar di sana-sini.
Walaupun dalam keadaan terlipat dan cukup longgar ketika dimasukkan dalam box E45 ku, tapi tiap unit rak ini ternyata tidak seringan keliahatannya. Ketika kucoba menimbangnya, kira-kira tiap unitnya memiliki berat 930 gram. Hampir sekilo.
Berikut ini penampakannya ketika 'terlipat'.
Dan ini penampakannya dalam keadaan terpasang di dinding.
Sedangkan penampakan rak sepatunya:
Selain rapi, rak-rak serbaguna ini juga kuat, karena sekat-sekat dalam rak ini sudah disisipi tripleks.
Setelah mengunggah fotonya di sosial media, banyak juga yang berminat. Beberapa serius ingin memesan, walaupun ada juga yang 'ngeper' setelah tahu harganya. Maklum, karena pengiriman dari Semarang, maka tentunya akan kena ongkos pengiriman lagi.
Beruntung, karena aku sudah melakukan beberapa transaksi, maka pemilik toko dapat memberikan potongan harga. Walau hanya beberapa ribu rupiah, namun cukup untukk menekan harga jika masih ditambahkan ongkos pengiriman ke luar kota. Maklum kalau potongannya hanya beberapa ribu rupiah saja, karena aku hanya membantu pembelian teman-teman yang kesulitan mencari di kota masing-masing saja, dan bukan bertindak sebagai reseller produk yang tentunya harus mengambil beberapa unit dari produsen (kulakan).
Berikut beberapa penampakan produk yang sudah diterima beberapa teman:
om bro Benny "benny the great" Nugroho di Kelapa Gading, Jakarta
om bro Rendy "d'Crable" di Bogor
om bro Wira di Tanjung Duren Jakarta yang khusus memesan dengan zipper samping agar helm tidak kena debu
Para pembaca ada yang berminat juga atau sekedar bertanya tentang produk ini? Silakan hubungi saya untuk pemesanan atau tanya produk, bisa japri via akun-akun sosial media atau sms. Tapi, sekali lagi disini aku hanya bertindak sebagai perantara, bukan reseller.
Salam :)
Komentar