Festival Kota Lama Semarang 2014: Pasar Sentiling dan De Vrouw

Pada tanggal 19 - 21 September 2014 lalu telah diselenggarakan sebuah festival di Semarang, yang diberi nama 'Festival Kota Lama 2014, Pasar Sentiling'. Di tahun 2014, festival ini jadi cukup bermakna, karena juga memperingati 100 tahun diselenggarakannya festival terbesar dengan nama "Semarang, Dutch East Indies – Koloniale Tentoonstelling 1914". Festival ini dulunya sebagai peringatan 100 tahun 'merdekanya' Belanda dari jajahan Perancis pada tahun 1913. Atas inisiatif pemerintahan Belanda, expo ini akan dirayakan di tanah jajahan Hindia Belanda. Setelah Batavia dan Soerabaia menolak dijadikan tuan rumah, gubernur jenderal saat itu memutuskan mengadakan expo di sebuah kota di Jawa bernama Semarang.

Salah satu paviliun dari puluhan yang dibuat untuk pameran adalah Paviliun De Vrouw (Perempuan), sebagai hasil suksesnya pameran yang berisi peran dan aktivitas perempuan Belanda saat itu. Pada tahun ini, De Vrouw juga hadir untuk mengangkat kembali peran dan kiprah tokoh perempuan Semarang dan Jawa Tengah, yaitu R.A. Kartini, Nyonya Meneer, N.H. Dini, Anne Avantie, Retno Marsudi dan Marie Elka Pangestu.

Dasar lidah jawa yang susah menyebut kata tetoonstelling kemudian terpeleset menjadi 'sentiling' hingga diadakan kembali festival kota lama sejak 2012 hingga sekarang yang selalu diadakan di daerah kota lama Semarang.

Uniknya, setiap transaksi di dalam festival ini harus menggunakan 'oeang kota lama'. Pengunjung dapat menukarkan rupiah di beberapa 'bank' di tiap sudut area. Denominasinya seribu rupiah, dan menggunakan lembaran kertas dengan cetakan khusus untuk acara ini.

Banyak juga komunitas yang ikut meramaikan. Sebut saja komunitas sket, sepeda tua, penggemar barang antik, motor dan mobil antik, dsb.

Berikut foto-fotonya, males kebanyakan cerita hehe :)








Ada booth foto dengan mobil klasik, tapi harus bayar. Jadi, mumpung belum ada petugas, nyolong ambil foto dulu..hihi..




Komunitas pecinta sepeda tua yang selalu tampil all out dengan cosplay jaman kolonial. Kebetulan bergabung dengan komunitas sket, sedang asyik menggambar suasana Kota Lama.



Ini 'Bank' nya





Suasana booth pedagang barang antik (klitikan)















Semarang contemporary art galery, tempat dipamerkan replika foto, poster dan artikel tentang sentiling.



















Suasana replika Kampoeng Belanda dan Kampoeng Jawa. Sayang semua booth masih tutup siang itu.






Nah..berhubung semua stand makanan masih belum ada buka selain pedagang es dawet ini, jadilah kita JMM cuma minum es dawet. Harganya 5 Roepiah




Sekian :)

Komentar