Sebab Allah adalah Kasih (1 Yoh 4: 8c)



DISCLAIMER
Cerita ini berisi perjalanan menuju tempat-tempat ziarah umat Katolik. 


LOKASI

Gua Maria Mawar

Dusun Munggur, Desa Kembangsari, Kecamatan Musuk, Boyolali, Jawa Tengah
7.54202 S, 110.53188 E
7º 32' 31.27" S, 110º 31' 54.77" E

THE STORIES


Salam, Maria!
Memasuki Bulan Maria di tahun 2018 ini, vinceney.net mencoba memberikan ulasan mengenai beberapa tempat ziarah untuk umat Katolik. Karena berbagai keterbatasan, maka vinceney hanya bisa memberikan ulasan di wilayah Provinsi Jawa Tengah saja.

Pada medio 2017 lalu seorang teman memberitahu bahwa tempat ini sudah mengalami renovasi hampir menyeluruh dan berkelanjutan, namun baru pada Bulan Mei tahun 2018 ini vinceney dapat kembali berkunjung ke sini. Cerita kunjungan ziarah pada tahun 2014 dan cerita sejarah Gua Mawar dapat dibaca pada artikel ini. Di bagian akhir artikel akan vinceney berikan foto perbandingan kunjungan di tahun 2014 dan 2018 untuk memberikan gambaran kepada para pembaca tentang perubahan-perubahan yang diceritakan.

Beberapa ruas jalan dari Kota Boyolali sudah ditingkatkan menjadi jalan beton, namun jalur menuju Kecamatan Musuk masih banyak yang rusak parah. Banyak truk engkel bermuatan material pasir dan batu yang baru ditambang dari lereng Gunung Merapi melewati ruas jalan ini. Tak heran banyak lubang menganga di sana-sini, belum lagi debu-debu pasir beterbangan mengganggu penglihatan dan pernafasan pengguna jalan.

Namun, setibanya di Dusun Munggur, Musuk, Boyolali, vinceney sedikit tercengang melihat sebuah perubahan yang cukup signifikan. Dulu, hanya ada sebuah papan sederhana yang menunjukkan lokasi Gua Mawar tertempel di tiang kayu di pekarangan rumah warga. Sebuah gapura sederhana namun megah sudah berdiri di depan lorong menuju Gua Mawar. Jalan masuknyapun sudah diperlebar dan ditutup dengan cor beton, berbeda dengan dulu yang masih jalan setapak tanah yang kadang licin. 





Tak hanya kendaraan beroda dua, mobilpun bisa dengan leluasa melewati lorong ini meskipun belum bisa untuk bersimpangan antar mobil.

Lapangan parkir sederhana sudah disediakan di ujung jalan itu. Gubug-gubug kecil didirikan di sisi selatan lapangan parkir. Gubug-gubug itu dibuat untuk sebuah warung es kecil, peneduh untuk beberapa motor dan tepat di belakangnya kebun bunga mawar.



Jalan menuju gua juga sudah dipercantik dengan tambahan railing -pagar besi- dan dibuat dua lajur, ke gua atas dan bawah.




Masing-masing sudah dibuatkan pelataran yang cukup luas, sehingga para peziarah dapat leluasa mengambil sikap doa. Jika dulu di gua bawah saja yang diberi peneduh, itupun hanya sederhana, kini dari gua atas hingga batas tebing toilet sudah dibuatkan struktur atap menerus. 

Pelataran di gua bawah dibuat lebih luas, agar dapat menampung lebih banyak umat jika ingin mengadakan Perayaan Ekaristi. 

Selain untuk memperindah, bangunan-bangunan ini juga berfungsi untuk menahan longsoran, karena Gua Mawar berada di tepi tebing. Sebuah salib kayu diletakkan di gua bawah. Bagian dalam gua tidak diubah, masih berupa tanah berbatu, mungkin untuk mengingat peristiwa penampakan pertama kali di sana. Hanya bagian depan dan tebing saja yang diperkuat dengan pasangan batu kali. Tak heran, karena dekat dengan kaki Gunung Merapi, tak begitu sulit mencari material-material untuk bangunan.



Gua Maria di bagian atas juga sudah banyak mengalami perubahan. Dinding batu kali dibuat sederhana tapi tetap terkesan megah. Lantai keramik terhampar di pelatarannya. Beberapa tikar dan bangku plastik sudah disediakan bagi para peziarah untuk berdoa. Di bawah patung Maria sudah disediakan kotak kaca untuk tempat lilin, untuk mencegah para peziarah meletakkan lilin di sembarang tempat.

Prasasti yang dulunya berada di samping kanan gua, sekarang dipindah di samping kiri, namun karena warnanya yang hampir serupa dengan bangunan baru dan peletakan yang berada sedikit ke atas, mungkin tidak semua peziarah akan mengetahuinya. 






Di sisi timur pelataran bawah terdapat beberapa keran air dari sumber air setempat. Di sisi barat, terdapat sebuah bangunan menyerupai candi kecil yang masih "setengah matang". Menurut informasi, candi kecil itu merupakan sumbangan dari warga pemeluk Agama Hindu di dusun itu, dan merupakan perhentian pertama dari jalan salib kelak.





Maaf ya, Pak. Saya foto dari atas. 



Kini tidak ada ungkapan "hanya begini saja" setelah berziarah ke Gua Mawar, tapi sudah berganti dengan "Kasih Tuhan luar biasa". 

Karena Dia sendiri dengan kasih-Nya telah menggerakkan hati banyak orang, yang dengan masing-masing kemampuan dan talentanya mau berbagi membangun tempat ini menjadi lebih nyaman bagi umat sebagai sarana menyembah-Nya melalui perantaraan bunda putera-Nya.

Sama seperti bacaan Injil pada hari yang sama vinceney berkunjung, Minggu, 6 Mei 2018, dimana Rasul Yohanes dalam suratnya yang pertama menyebutkan, "...sebab Allah adalah Kasih."

Semoga karya-karya baik semua orang yang terlibat dalam proses pembangunan yang masih terus berkelanjutan ini selalu dilindungi dan diberkati oleh Bapa Yang Maha Kuasa.

Salam, Maria...
Salam, Maria...
Salam, Maria...


Semoga ulasan sederhana yang singkat tentang Gua Maria Mawar ini dapat menjadi salah satu bahan referensi bagi para pembaca untuk mengunjungi tempat ziarah dalam Bulan Maria dan menghayati belas kasih Bunda Tuhan ini.

Selamat berdoa dan berziarah.

Salam, doa dan Berkah Dalem


+vinceney+





Seperti yang sudah ditulis di awal, akan diberikan foto-foto pembanding Gua Mawar di tahun 2014 dan 2018.








Komentar